Selasa, 25 Oktober 2011

Alasan Aku Mencintaimu

Cinta memang indah.
Pesonanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata bahkan barisan puisi.
Aku sendiri-pun bingung dengan kata sederhana ini.
Satu kata yang terdiri dari 5 huruf yang tidak bisa didefinisikan artinya.
"Cinta", bahkan alasan bagaimana aku mencintaimu "Akupun tidak tau".
Kau bukan orang yang ada dalam khayalanku dan bukan merupakan sosok yang aku idam-idamkan.
Tapi entah kenapa dan mengapa rasa ini begitu besar terhadapmu.
Setiap kali melihatmu hatiku merasa damai dan membuatku bahagia.
Telah lama aku mencari alasan kenapa aku menyukaimu, sebelum aku menyatakan cinta padamu.
Tetapi itu semua tidak dapat aku temukan jawabannya.
Ketika kau menanyakan kenapa aku menyukaimu, jujur aku bingung apa yang harus aku jawab.
Ketika sahabatku menanyakan kenapa aku bisa memilihmu, akupun tidak bisa menjawabnya.
Hanya senyuman yang bisa kuberi sebagai jawaban sementara, atas pertanyaan itu.
Hingga akhirnya aku menyimpulkan sendiri tentang rasa ini.
Bahwa "Aku mencintaimu tanpa alasan, karena alasan tidak mampu menampung rasa cintaku padamu".

Itulah alasan aku mencintaimu.
Senin, 24 Oktober 2011

Surat kepada setan

Kompas, Humanora, jumat, 19 Agustus 2005
Surat kepada setan
Oleh putu wijaya
Tiba saatnya menulis surat kepada setan.
Kenapa negeri ini terus digerogoti korupsi. Rakyat gampang beringas. Gara-gara kesenggol sedikit bisa bunuh-bunuhan lalu mengobarkan perang suku. Agama dijadikan senjata. Para pemimpin kehilangan akal sehat dan suka mengerahkan massa. Budayawan bagaikan dewa menguraikan kebenaran menurut enak perunya sendiri dan tak ragu menyembelih presidennya sendiri. Belum lagi para suhu, pakar, petinggi, bahkan hampr semua profesional sudah berkhianat, tak ada yang sudi berkorban untuk masyarakat.
Sumpah pemuda, 77 tahun silam sudah tidak sakti lagi. Zamrud khatulistiwa yang perna diuji bagaikan lautan senyum ini, kini menjadi daerah angker dengan label cap tak beradab. Anak-anak sekolah bukannya bersiap jadi generasi pengganti, tapi berantem di atap kereta api, mempraktikan film laga. Wakil rakyat jor-joran menggelapkan uang Negara, main tonjok dalam persidangan dan cakar – mencakar dalam pilkada.
Tidak cukupkah segala yang murahan itu hanya berlangsung dalam layar kaca? Kenapa narkoba jadi modernisasi, kebejatan jadi atribut gaul dan korupsi jadi usaha? Kanapa menaati hukum, menghargai orang tua, menjunjung moral, agama, dan tata karma dianggap bodoh dan kuno?
Para pedagang meyikapi Negara lebih baik dijarah daripada digerogoti pejabatnya sendiri. Kaum intelektual juga lebih doyan bertamu ke mancanegara sebab disana hujatannya pada tanah air mendapatkan mendali. Mereka malah paling rajin mengorek-ngorek pantatnya sendiri untuk menunjukan betapa baunya bangsa dan Negara ini, sambil malu-malu menyembunyikan kuku, karena dia masuk perkecualian.
Semuanya itu gara-gara setan. Setan bertugas menghancurkan dunia membuat manusia menjadi lebih rendah dari binatang. Di mana ada manusia disitu ada setan. Ada yang bilang setan adalah karunia, sebuah mekanisme godaan yang bermakna menguji peradaban. Sering manusia sesumbar beriman, dibalik topengnya yang santun jebul biangnya setan. Anehnya manusia macam itu selalu lebih mujur dari yang jujur. Yang berdosa jadi kaya, berkuasa dan berfoya-foya, sementara yang menentang setan, nasibnya terus termehek-mehek.
Kita tahu siapa setan, meskipun tidak pernah melihatnya. Setan adalah sumber segala kebusukan dan tidak bisa lagi hanya menghujat, mengutuk, menggonggong dari jauh terus. Membenci memerlukan energy, padahal BBM sudah akan naik lagi. Sekarang harus menukar strategi. Kita sapa setan dengan sopan, hormat, senyum akrab mengandung tawaran, menyiasati untuk kemudian setelah dia jinak, membekuk dan mengakhiri riwayatnya habis.
Kita canangkan genjatan senjata. Bernegosiasi untuk berkoalisi, tapi semuanya hanya basa-basi. Tujuan kita pasti, setan harus mati. Sebaliknya dari kontra, kitaa harus berkolaborasi. Dengan mengangkat jadi kolega, setan akan mencintai manusia.

Sudah saatnya menulis surat kepada setan.
“kawan sejati, setan yang baik hati. Dimanapun kini anda berada, aku menyampaikan salam hormat dan cinta. Mari akhiri permusuhan, kita gotong royong menggarap kesempatan demi masa depan mapan naka- cucu kita seratus keturunan. Selama kita saling dengki dan curiga-mencurigai, hasilnya akan kurang memadai. Masa lalu yang tidak produktif harus diakhiri. Mulai detik ini, mari bahu-membahu, dalam satu barisan yag padu. Semua laba kita bagi rata. Kalau perlu kau Sembilan puluh persen, aku sisanya. Aku tunggu balasanmy secepatnya, setan!”
Surat aku masukan ke kotak pos tanpa membubuhkan nama ataupun alamat. Tukang pos pasti tahu kemana harus dibawa. Kalau toh tukang posnya bego, setan sendiri pasti akan langsung mengambil surat itu, sebab dia tahu apa yang harus dia lakukan. Namanya juga setan.
Lalu aku menunggu berhari-hari, berminggu-minggu, setahun, kalau perlu sampai 30 tahun aku akan tetap menanti. Ternyata tidak ada jawaban. Aku panik. Jangan-jangan setan menolak. jangan – jangan dia sudah tahu akal bulusku mau mengguntingnya dalam lipatan. Jangan-jangan ia sudah di up-grade, hingga tidak bisa lagi dikecoh. Setan akan selalu lebih hebat dari manusia. Kenapa aku jadi lupa?
Rasa takut mulai menusuk. Sukmaku mulai bergetar, ngeri kalau-kalua setan menyerang karena terasa terhna. Habis aku sudahmemperlakukanya seperti idiot. Sebentar-sebentar kalau ada mobil berhenti didepan rumah, aku panik siap kabur. tapi ternyata itu hanya tetangga yang menumpang mobil kantornya. Ketakutan makin membengkak. Akhirnya aku coba mengatasi dengan ekstasi, tapi malah semakin menjadi-jadi.
Dengan panik aku mengunjungi psikolog. Tapi alumni mancanegara itu mengulangi nasehat basi, aku harus berfikir positif. Jangkrik. Aku balik ke rumah dan akhinyan berdoa.
“tuhan, ini tidak adil, aku kan mahluk ciptaanMu. Tak munkin kau tidak mencintai yang Kau ciptakan sendiri. Lindungi aku. Jangan biarkan setan menang, aku jamin dunia ini akan lebih indah. Orang tidak perlu mati sebelum masuk surga, sebab dunia bisa kami bikin jadi surga oleh rasa cinta yang pada dasarnya juga adalah karuniaMu juga!”
Doa membawa ketenangan. Akhirnya aku pasrah. Cemas sudah membuatku berfikir. Dengan berfikir muncul ide-ide baru. Takut adalah bagian dari karunia untuk membuat peradaban manusia sempurna. Waktu itu tukang pos datang, ada surat untuk anda, katanya sambil tersenyum sopan, selakan diterima. Aku mengurut dada lega, syukurlah akhirnya tiba. Orang sabar dikasihani tuhan.
Penasaran surat aku buka:
“ kawan sejati, setan yang baik hati. Dimana pun kini anda berada, aku menyampaikan salam hormat dan cinta. Mari kita akhiri permusuhan, kita gotong-royong menggarap kesempatan demi masa depan mapan anak-cucu kita seratus keturunan. Selama kita saling dengki dan curiga-mencurigai, hasilnya akan kurang memadai. Masa lalu yang tidak produktif harus diakhiri. Mulai detik ini, mari bahu membahu, dalam satu barisan padu. Semua laba kita bagi rata. Kalau perlu kau Sembilan puluh persen aku sisanya. Aku tunggu balasanmu secepatnya, setan!”.
Putu wijaya, sastrawan.
Senin, 17 Oktober 2011

Impian yang nyata

Kebahagian ini tak dapat ku gambarkan dengan barisan kata sederhana.
Semua masih terasa mimpi disiang hari, setelah apa yang terjadi.
Tak ingin rasanya raga ini terbangun jika semua ini sekedar mimpi.
Tak akan rela mata ini terbuka dan tubuh ini terjaga, jika memang ini sebuah mimpi.
Menjadi nyata itulah yang kuharapkan jika benar ini sebuah mimpi.
Akan ku halangi jiwa ini masuk kedalam raga, agar ragaku tidak segera terjaga.
Karena aku tidak ingin mengakhiri mimpi ini bersamanya.
Mimpi yang telah lama aku impikan untuk menjadi nyata seperti saat ini.