Kamis, 21 April 2011

Surat untuk mama..

Ma ketahuilah ananda amat rindu, telah lama ananda pergi jauh.
Tinggal ditempat yang asing, jauh dari pelukan dan belaian hangat mu.
Ananda amat rindu, meskipun ananda jarang sekali memberi berita.
Itu bukan karena ananda lupa, bukan juga karena ananda tak rindu.
Semua itu karena ananda malu, hingga kini belum bisa membuat mama bangga.
Ananda ingin sekali memeluk mama, tidur dalam pakuan mama, dan sedikit menceritakan hati ananda.
Ananda rindu masa – masa berkeluh kesah dan tersenyum bahagia bersama.
Ananda ingin mendengar nasehat, yang dapat membuat ananda selalu optimis menatap dunia.
Dihari ini, ananda ingin sekali bertemu mama.
Semestinya hari ini, ananda ingin memberi kejutan kecil untuk mama.
Dengan pulangnya ananda kerumah.
Tapi kembali rencana itu tak dapat terwujud karena sesuatu hal.
Terimakasih mama selama ini telah mencintai ananda dengan kasih sayang dan cinta yang luarbiasa.
Maafkan ananda belum bisa membalas cinta dan sayang itu.
Meskipun ananda yakin, ananda takan bisa membalas cinta dan sayang itu.
Tapi ananda akan selalu berusaha membalasnya dan selalu memberikan yang terbaik untuk mama.
Ananda ingin sekali pada suatu saat nanti, mama bahagia dan bangga melihat ananda.
Tumbuh menjadi orang yang dapat menghargai kasih sayang.
Terimakasih ma, hanya itu yang dapat ananda ungkapkan dibalik rasa rindu ini.
Terimakasih, salam rindu ananda Kurniawan.
Sabtu, 16 April 2011

Kampusku yang aneh.

               Semua berawal dari pembukaan ujian masuk mandiri II yang diselenggarakan oleh salah satu universitas dikota semarang. Hingga akhirnya masuklah saya kedalam universitas tersebut. Saya merupakan mahasiswa alih jenjang dari D3 yang diselenggarakan oleh universitas yang paling terkemuka di kota bogor “mungkin terdengar berlebihan tapi menurutku tidak dan itu kenyataan jika dibandingkan dengan kampusku yang sekarang”. Pertama kali datang ke kampus ini, semua terihat aneh. Oya sebelumnya saya perkenalkan nama saya Kurniawan angkatan 2010 “masih mudakan? Tp knyataannya ga seperti itu” Jurusan Perikanan.
Keanehan pertama dimulai dari tidak adanya kolam yang menunjukan bahwa disitu adalah Fakultas Perikanan. Ada memang kolam satu didepan Jurusan Ilmu Kelautan tapi itu pun hanya kolam taman yang ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terawat pula.
Anehkah?
Mungkin jika Fakultas ini bernama FE, FKM, FH, FMIPA, FT, FK, dan FIB tidak terlihat aneh, tapi fakultas ini FPIK (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan) yang ilmunya berkaitan dengan air dan biotanya langsung. Tidak ada kolam ikannya “sungguh aneh menurutku”. Ketika masuk pertama kuliah saya melihat adanya akuarium yang tersusun sekitar kurang dari 10 unit dipinggir Gedung D, itu merupakan angin segar dan sedikit menyakinkanku bahwa ini merupakan kampus perikanan. Walaupun jumlah akuarium itu hanya setengah dibandingkan dengan akuarium yang kumiliki, tapi cukuplah untuk menandakan bahwa itu kampus perikanan.
Ke anehan berikutnya adalah jadwal yang tidak teratur, hampir semua jadwal bentrok dengan praktikum dan alhasil untuk mengikuti praktikum harus tidak masuk kuliah. Merupakan kerugian terbesar buatku pribadi, karena dikampus ini orang tua saya membayar uang semester untuk kuliah dan praktikum “bukannya setengah – setengah”. Sungguh bertolak belakang dengan kampusku yang dulu, semua jadwal tertata rapih baik kuliah dan praktikum tidak ada yang bentrok.
Apa disini ga pernah belajar dari tempat lain ya?
Masa ga ada niat untuk ngerubah system disini?
Oya disini jika mau praktikum ada yang namanya asistensi loh?
“pengantar praktikum” dan yang memberi pengantar praktikum full asisten tanpa didampingi seorang dosenpun. Hebat ya, seolah – olah dosen telah yakin akan kemampuan asisten. Jumlah asistennya juga seabrek, buanyak banget buat satu matakuliah. Asistensi pertama kali yaitu asisistensi limnologi, mungkin ini merupakan matakuliah yang paling banyak nampung asisten “super banyak udah kaya geng motor”. Terus praktikumnya keluar kampus “maklum karena dikampus ini ga ada kolam jadi harus nyari kolam untuk peraktikum”. Dan lebih hebatnya lagi hampir semua alat praktikum itu pake uang praktikan, jd sebelum praktikum harus beli alat alatnya dulu, dan pihak kampus cuma ngasih bahan dan beberapa alat doang.
Pertanyaanya, kemana uang praktikumnya?
karena setiap mau praktikum harus ngeluarin uang untuk beli ini beli itu. Alokasi uang praktikum hanya untuk beli bahan-bahannya doang tanpa alatnya. Hal ini terjadi di semua praktikum  “nah untuk yang ini jangan dibahas terlalu panjang”.
Selanjutnya, perpustakaan yang berada di Gedung C. Perpustakaan yang diperuntukan untuk 4 program studi BDP, MSP, THP, dan PSP hanya berdimensi sekitar 10 x 6 meter.
Sangat kecilkan?
Mungkin bisa disebut perpustakaan mini, karena ini merupakan perpustakaan yang sangat kecil yang pernah saya kunjungi.
Sungguh ironi bukan?
Sebuah fakultas yang terakreditasi A hanya memiliki perpustakaan yang mini, mungkin ada beberapa faktor kenapa ruangan yang sumber ilmu dan pintu dunia itu dibuat semini mungkin “jangan ditanya koleksi bukunya”. Tetapi hingga kini saya pribadi belum tahu mengapa ruangan itu sangat kecil. Tapi yang paling buat saya aneh, setiap saya mau mencari buku keperpustakaan pasti pintunya dalam keadaan terkunci alhasil hingga kini baru dua kali saya masuk keperpustakaan mini itu. Terus apa fungsinya perpustakaan yang selalu terkunci itu.
Beralih ke perpustakaan utama di kampus ini, yang terdiri dari 4 lantai.
Pasti kalian berfikir itu sangat megah dan memiliki buku dengan koleksi yang lengkap?
Kenyataanya malah sebaliknya, mungkin lumayan besar, dan tersusun rapih dengan menbagi – bagi buku bacaan berdasarkan temanya. Tapi koleksi yang dimiliki untuk ilmu yang saya tekuni tidak lengkap, bahkan hasil penelitian mengenai bidang perikanan tidak ada di situ “kata petugasnya, belum dipindah keperpustakaan utama yang berada di atas karena FPIK merupakan kampus pindahan dari kampus bawah”. Semoga saja nanti ketika saya tanya lagi sudah ada, karena itu pertanyaan sekitar 6 bulan yang lalu.
Oya perpustakaan ini memiliki peringkat dari saya pribadi loh. Perpustakaan disini termasuk peringkat kedua, dari beberapa perpustakaan yang pernah saya kunjungi.
Mau tau termasuk dalam kategori apa perpustakaan ini?
Perpustakaan ini masuk kedalam kategori perpustakaan terberiksik. Karena kesan pertama saya mengujungi perpustakaan ini adalah seperti itu. Para petugas dengan asiknya ngobrol, cekakak cekikik, dan ada yang menonton TV. Intinya perpustakaan yang tidak kondusif jika kita ingin membaca buku dalam keadaan yang hening. Saya pribadi memilih meminjam buku kemudian membacanya didalam kamar koskosan dari pada membaca disitu.
Selanjutnya, tempat parkir yang semrawut “ga ada aturan”, udah banyak maling helm “korban juga” parkiran juga ga jelas.
Kemanasih petugas keamanan kampus?
Yang cuma keliatan didepan pintu gerbang utama dan area rektorat.
Apa disitu batas teritorialnya?
Di FPIK ga ada satu pun satpam yang jaga. Ya sebenernya ga usah pake satpam bikin parkiran ga semrawut “itu semua tergantung sama yang parker aja”. Tapi se engganya bayar kuliah tenang ga mikirin helm bakal ilang atau ngga, trus ya biyar tambah aman aja. Tapi apa? semakin kesini semakin ga jelas. apa lagi dengan adanya sentralisasi lahan parkir khusnya jurusan perikanan, udah sumpek aja ngliat parkiran. Niatnya biar rapih, mindahin parkiran motor yang di Gedung A, B, dan C ke Gedung D, tapi hasilnya ya begitu “ga usah di jelasin”.
Sebenarnya yang buat peraturan mikir ga sih?
Berapa sih mahasiswa yang bawa motor?
Cukup ga sih parkiran itu?
Seberapa kapasitas parkiran dibandingin jumlah motor yang ada?
Emang bisa keluar tuh motor kalo ditetel gitu?
Emang mahasiswa seharian dikampus?
Buat peraturan ko cuma mikirin diri sendiri?
Katanya disini sebagian lulusan luar negeri, tapi ko ga da yang pemikiriannya efisien dan praktis kaya orang – orang negara maju. Ya ga semua disini seperti itu, ada beberapa yang memiliki kualitas berfikir yang bagus seperti dosen waliku.
Terakhir yang buat geli perutku adalah pembatalan car free day dikampus diganti dengan libur kampus, jadi gini ceritanya; niatnya nanti tanggal 21 april akan diadakan car free day di area kampus, wah buatku pribadi biasa aja, soalnya ketika dulu di bogor sering jalan PP kampus kosan. Ketika disini juga pernah PP kampus kosan selama 2 minggu gara-gara motor turun mesin. Jadi biasa ajalah denger mau diadain car free day, malah ngedukung penuh rencana tersebut. Padahal banyak teman yang udah punya rencana mau nyewa sepeda, soalnya pada hari itu masih dalam suasana UTS “alesanya si takut telat”. Tapi berita terbaru dan menurutku aneh, car free day yang niatnya mau diadain tanggal 21 april malah diganti jd hari libur, otomatis jadwal UTS tanggal tersebut dipindah jd tanggal 27 april.
Ko bisa ya car free day jadi hari libur?
Siapa si yang buat begitu?
Sesuatu yang ga pernah terjadi, pada hari kerja kampus meliburkan mahasiswanya.
Aneh?
Pastilah, yang buat kebijakan tersebut pasti ga mau jalan pada hari tersebut, karena dalam peraturannya saat car free day semua kendaraan bermotor diparkir di halaman GSG (gedung serba guna) dan rusunnawa (rumah susun mahasiswa) yang lokasinya lumayan jauh dari area kampus. Mungkin para petinggi mikir 2 kali ya klo car free day bener bener terlaksana, jadi ngasih kebijakan libur pada hari tersebut.
Ya inilah sedikit keanehan kampus menurut sudut pandangku pribadi. Sebenarnya masih banyak lagi keanehan yang terdapat disini karena sulit diungkapkan dengan kata – kata maka saya tidak jabarkan.
Kamis, 14 April 2011

Malamku telah pergi



Ku rasa malam ini amat hening atau hanya perasaan ku saja.
Kulihat ke angkasa tak ada klip bintang satu pun.
Bulan-pun seakan tersipu malu memancarkan sinarnya.
Udara-pun terasa menusuk hingga kulit bahkan tulang belulangku.
Sepertinya telah lama sekali aku tak melihat malam yang indah.
Bertabur jutaan bintang dengan cahaya bulan.
Kelip - kelip bintang yang seakan genit menggodaku.
Bulan yang seakan selalu tersenyum padaku.
Dinginya angin yang terasa hangat karena keindahan malam.
Kemanakah mereka semua?
Tak ada satupun yang tersisa meninggalkan ku sendiri.
Seakan terasa kompak mereka.
Kurindu malam yang indah.
Malam yang selalu menemaniku untuk menjadi manusia yang tegar.
Malam yang selalu menjadi inspirasi hidupku untuk menatap hari esok.
Senin, 11 April 2011

My Inspiration

John Dalton adalah seorang ilmuwan Inggris yang menemukan berat atom. Ia dilahirkan tahun 1766 di desa Eaglesfield di Inggris Utara. Latar belakang pendidikannya tidaklah membanggakan, bahkan bisa dibilang mengecewakan karena pendidikan formalnya berakhir takala umurnya baru 7 tahun. Selanjutnya hampir sepenuhnya dia belajar sendiri. Apa yang membuat dia bisa berhasil? Ternyata John Dalton menderita sejenis penyakit buta warna. Keadaannya yang seperti itu tidak menjadikannya patah semangat. Justru keadaan itulah membuat dia bertambah semangat untuk mempelajari hal-hal yang menjadi rasa ingin tahunya. Dia berusaha mempelajari masalah buta warna dan dia terbitkan kertas kerja ilmiah tentang buta warna, suatu topik yang pertama kali ditulis orang. Semangat ini pula yang menjadikannya berhasil merumuskan teori atom dan menyiapkan daftar berat atom pada tahun 1804. Buku utamanya yang berjudul "A New System of Chemical Philosophy", baru terbit pada tahun 1804. Buku inilah yang membuat namanya masyur. John Dalton menjadi guru pribadi hampir sepanjang hidupnya. Sejarah mencatat dengan tinta emas, " John Dalton, seorang yang menderita penyakit buta warna adalah penemu berat atom".