Teknik Pemijahan Hard
Clam (Mercenaria mercenaria)
Pemijahan
hard clam menggunakan metode yang
dikenal dengan istilah Thermal Shock
atau kejutan suhu. Teknik pemijahan hard
clam dilakukan dengan beberapa tahap. Berdasarkan Standar Operasional
Prosedur (SOP) teknik pemijahan hard clam
dilakukan mulai dari persiapan, sortir dan pembersihan kerang, penyusunan
posisi kerang, persiapan media budidaya, pemijahan, hingga pemanenan spat
(kerang kecil). Proses tersebut memerlukan waktu yang cukuplama dan tingkat
keterampilan yang baik. Lebih jelasnya akan dibahas berdasarkan
tahapan-tahapannya pada paragraf di bawah ini.
Tahap
pertama seleksi (sortasi) induk dan pembersihan induk yang telah diseleksi.
Seleksi induk dilakukan dengan memilih kerang yang sehat, cangkangnya tidak
rusak, ukuran diameter cangkang besar dan seragam. Indikasi kerang yang matang
gonad diharapkan dari ukuran diameter cangkang yang besar. Kerang yang sudah
diseleksi kemudian dibersihkan dengan cara disemprot dengan air laut
menggunakan selang. Bagian-bagian yang keras tau adanya tritip dapat
dibersihkan menggunakan benda keras, seperti pisau. Setelah kerang disortir dan
dibersihkan, kerang dimasukan kedalam wadah pemijahan (tray) dengan disusun memanjang (berbanjar). Posisi kerang disusun
menghadap kesatu arah, dengan tujuan memudahkan dalam pengamatan disaat kerang
memijah. Perbandingan jantan dan betina kerang yang telah diseleksi belum dapat
diketahui, dikarenakan sulit untuk mengetahui jenis kelamin kekerangan tanpa
harus membuka cangkang kerang tersebut. Jadi, diharapkan kerang yang diseleksi memiliki
perbandingan yang cukup antara jantan dan betina untuk memijah. Jika
perbandingan jantan dan betina tidak sesuai yang diharapkan sehingga pemijahan
gagal, maka seleksi induk akan diulang kembali.
Tahap
kedua, kerang yang telah disusun dibilas dengan cara disemprot menggunakan air
bersih. Wadah pemijahan (tray)
kemudian diisi air laut hingga kerang terendam air. Kerang yang telah terendam
dibiarkan hingga beberapa saat. Selama kerang yang direndam, siapkan air laut
dengan suhu 30oC sebagai media yang akan digunakan selama proses
pemijahan. Persiapan media tersebut dilakukan di wadah yang berbeda dengan
volume yang besar dan setting suhu 30oC
menggunakan heater. Selain menyiapkan
media, kultur pakan alami berupa fitoplankton juga dilakukan di wadah yang
berbeda pula. Kultur pakan alami dilakukan sebelum proses seleksi induk, dengan
tujuan supaya induk mendapat asupan pakan yang cukup selama proses pemijahan.
Kultur pakan alami juga dijukan untuk larva kerang.
Tahap
ketiga masukan media dengan suhu 30oC kedalam wadah pemijahan. Berdasarkan
teknik pemijahan hard clam yaitu
menggunakan sistem thermal shock atau kejutan suhu, maka suhu media harus ditingkatkan
secara bertahap menggunakan media yang telah disiapkan hingga 20oC. Air
media dimasukan kedalam wadah pemijahan dengan cara dipompakan secara bertahap,
supaya perubahan suhu tidak terjadi secara drastis. Setelah air media masuk,
tahap selanjutnya adalah proses aklimatisasi. Induk kerang akan menyesuaikan
dengan suhu air 20°C. Proses aklimatisasi bersamaan dilakukan dengan memasukan
pakan alami kedalam wadah pemijahan. Kerang yang telah beradaptasi dengan
lingkungan ditandai dengan keluarnya siphon
dan kerang tersebut sudah mulai makan pakan alami yang terdapat pada tray. Siphon merupakan bagian tubuh kerang
yang berfungsi untuk memasukan makanan. Disamping proses aklimatisasi disiapkan
box plastik yang ukurannya lebih kecil yang digunakan sebagai wadah untuk
meletakkan induk kerang yang telah matang gonad. Suhu diperiksa secara berkala
sampai suhu tidak melebihi batas yang telah ditentukan.
Tahap
keempat adalah pengamatan pemijahan. Kerang diamati secara visual apakah kerang
tersebut sudah menjulurkan siphon. Pengamatan
dilakukan untuk menentukan apakah induk siap untuk dipijahkan, pada kerang
jantan yang sudah siap dipijahkan ditandai dengan keluarnya sperma dari siphon, sperma yang keluar dari dalam siphon berwarna putih sedangkan betina
akan mengeluarkan sel telur dari siphon.
telur yang dikeluarkan berbentuk butiran seperti pasir dan berwarna putih,
terkadang telur keluar secara berantai atau per butir. Masing-masing induk
jantan dan betina dipisahkan dalam box plastik sebagai sampel sehingga proses
pembuahan dapat dikontrol dengan baik. Telur yang telah dihasilkan dibersihkan
dari kotoran yang menempel dan siap untuk ditambahkan sperma dalam proses
pembuahan. Kerang jantan dan betina akan mengeluarkan kotoran sebelum atau
setelah proses pemijahan.
Tahap
kelima proses fertilisasi, sperma dari induk jantan ditambahkan kedalam box
plastik yang berisi telur, sperma tersebut ditambahkan dengan menggunakan pipet
tetes dan dilakukan secara perlahan. Proses tersebut dinamakan fertilisasi, karena
sel sperma akan membuahi sel telur. Sel telur yang sudah dibuahi diamati dalam
mikroskop untuk mengetahui hasil derajat pembuahan. Pembuahan ini dilakukan di
bak besar secara masal. Bak tersebut didalamnya sudah tersedia pakan alami
berupa fitoplankton dalam jumlah yang relatif sedikit. Pakan tersebut digunakan
untuk persediaan sebelum kuning telur larva habis. Embrio akan berkembang
menjadi larva veliger. Setelah kuning telur habis, maka larva perlu asupan
pakan alami yang lebih banyak lagi. Hasil pemijahan masal di wadah pemijahan
utama disatukan dengan hasil pemijahan dalam box plastik.
Tahap
keenam pergantian air. Pergantian air dilakukan setiap 24 jam atau setiap hari
untuk menjamin lingkungan yang baik untuk pertumbuhan. Pakan alami berupa
fitoplankton ditambahakan dalam tangki pemeliharaan setiap hari. Tahap ketujuh proses
pendederan. Proses pertumbuhan akan meningkatkan bobot serta ukuran tubuh kerang
setelah beberapa hari larva akan mengendap kebawah dan menghabiskan sisa
hidupnya di dasar. Setelah ukuran cangkang bertambah besar, dilakukan
pendederan lanjutan di wadah budidaya yang memiliki volume lebih besar.